MAKALAH KELOMPOK
“KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN BELAJAR PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR & IMPLEMENTASI PENGAJARAN DI SEKOLAH”
SALAH SATU SYARAT UNTUK MENGIKUTI MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
OLEH KELOMPOK :II A
NAMA NPM
1. DILA FITRI CAHYANTARI 10130640
2. NITA AMIATI 10130685
3. NINA LESTARI 10130683
4. FILLA NURJANAH 10130659
5. EVA TRIKAYANTI 10130652
6. FIFI SEPTIANI 10130658
7.CICI PURWASIH 10130633
8. LILIS NURAINI 10130672
9. HENI PUJI LESTARI 10130665
10. IKA SEPTI SETYAWATI 10130669
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
UNIVERSITAS MUHAMADYAH METRO
MARET 2011
KATA PENGATAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya,penulis akhirnya dapat menyesaikan makalah yang berjudul “KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN BELAJAR PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR & IMPLEMENTASI PENGAJARAN DI SEKOLAH”. Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah Praktikum BK Belajar pada program study Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhamadiyah Metro.
Penulis menyadari bahwa penyajian makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,dengan kerendahan hati,penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini.
Pada kesempatan ini,merupakan kebahagiaan bagi penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada:
a. Ibu Yuni Novitasari, MP.d, Kons , selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum BK Belajar
b. Teman-teman yang telah membantu penyusunan makalah ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempunaan,baik dari segi isi maupun teknik penulisan. Meskipun demikian, penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat sebagai refrensi dalam penulisan objek yang sama di masa yang akan datang.
Akhirnya, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
Metro, maret 2012
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang masalah………………………………………………………1
b. Rumusan masalah…………………………………………………………….1
c. Tujuan penulisan makalah……………………………………………………1
d. Manfaat penulisan makalah…………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN
a. Karakteristik perkembangan peserta didik di sekolah dasar…………………2
b. Implementasi pengajaran di sekolah dasar……………………………….…..5
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan………………………………………………………..…………11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya.
Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya.
Pada makalah ini juga akan di paparkan mengenai beberapa penhjaran pada tingkat pendidikan dasar yang mampu di terapkan di sekolah dasar, dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik usia sekolah dasar. Yang diantaranya adalah pembelajaran tematik dan pembelajaran konseptual. Yang pasti sudah sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik pada usia sekolah dasar.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana karakteristik perkembangan peserta didik pada usia pendidikan sekolah dasar?
2. Bagaimana cara mengimplementasikan pengajaran pada pendidikan disekolah dasar?
C. Tujuan penulisan makalah
1. Mendeskripsikan karakteristik perkembangan peserta didik pada usia pendidikan sekolah dasar
2. Mendeskripsikan cara mengimplementasikan pengajaran pada pendidikan disekolah dasar
D. Manfaat penulisan makalah
Makalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan para pembaca, khusus nya civitas akademika Perguruan Muhamdiyah,agar dapat mengetahui mengenai tugas-tugas perkembangan peserta didik pada masa kanak-kanak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik perkembangan peserta didik di sekolah dasar
Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan anak dari sisi sosial, terutama anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.
Perkembangan anak usia 6-8 tahun dari sisi emosi antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang konsep nilai misalnya benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.
Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Adapun karakeristik peserta didik dibahas sebagai berikut:
1. Karakteristik pertama anak SD adalah senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru SD diharap merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya.
2. Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
3. Karakteristik yang ketiga dari anak usia SD adalah anak senang bekerja dalam kelompok. Guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok.
4. Karakteristik yang keempat anak SD adalah senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Fisik atau tubuh manusia merupakan system organ yang komples dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode prenatal (dalam kandungan). Kuhlen dan Thomshon. 1956 (Yusuf, 2002) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu (1) system syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi; (2) otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik; (3) kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan (4) struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proposi.
Perkembangan anak merupakan segala perubahan yang terjadi pada usia anak, yaitu pada masa:
1. Infancy toddlerhood (usia 0-3 tahun)
2. Early childhood (usia 3-6 tahun)
3. Middle childhood (usia 6-11 tahun)
Sedangkan perubahan pada diri anak tersebut meliputi perubahan pada aspek berikut:
1. Perkembangan Fisik. Pertumbuhan fisikmerupakan proses tumbuh kembang yang ditandai dengan Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.
2. Perkembangan Motorik. Perkembangan fisik (motorik) merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
3. Perkembangan Kognitif (Berfikir). Pada aspek koginitif, perkembangan anak nampak pada kemampuannya dalam menerima, mengolah, dan memahami informasi-informasi yang sampai kepadanya. Kemampuan kognitif berkaitan dengan perkembangan berbahasa (bahasa lisan maupun isyarat), memahami kata, dan berbicara. Faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar, karena sebahagian besar aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah mengingat dan berfikir.
4. Perkembangan Emosi. Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang bergejolak pada diri seseorang yang disadari dan diungkapkan melalui wajah atau tindakan,yang berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan. Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada sejak bayi dilahirkan. Gejala pertama perilaku emosional dapat dilihat dari keterangsangan umum terhadap suatu stimulasi yang kuat. Misalnya bila bayi merasa senang, maka ia akan menghentak-hentakkan kakinya. Sebaliknya bila ia tidak senang, maka bayi bereaksi dengan cara menangis
Perkembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk mencintai, merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk emosi lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orangtua dan orang-orang di sekitarnya.
Emosi yang berkembang akan sesuai dengan impuls emosi yang diterimanya. Misalnya, jika anak mendapatkan curahan kasih sayang, mereka akan belajar untuk menyayangi.
Perkembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk mencintai, merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk emosi lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orangtua dan orang-orang di sekitarnya.
Emosi yang berkembang akan sesuai dengan impuls emosi yang diterimanya. Misalnya, jika anak mendapatkan curahan kasih sayang, mereka akan belajar untuk menyayangi.
5. Perkembangan Sosial/Psikososial. Aspek psikososial berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa dan bermain bersama teman-teman sebayanya.
Dengan mengetahui aspek-aspek perkembangan anak, orangtua dan pendidik bisa merancang dan memberikan rangsangan serta latihan agar semua aspek tersebut berkembang secara seimbang.
B. Implementasi pengajaran di sekolah dasar
Berikut ini kami paparkan beberapa penhjaran pada tingkat pendidikan dasar yang mampu di terapkan di sekolah dasar, dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik usia sekolah dasar.
A. Pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan. Pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Dari pernyataan tersebut dapat ditegaskan bahwa pembelajaran tematik dilakukan dengan maksud sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan, terutama untuk mengimbangi padatnya materi kurikulum. Disamping itu pembelajaran tematik akan memberi peluang pembelajaran terpadu yang lebih menekankan pada partisipasi/keterlibatan siswa dalam belajar. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.
Dalam menerapkan dan melaksanakan pembelajaran tematik, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan yaitu 1) bersifat terintegrasi dengan lingkungan, 2) bentuk belajar dirancang agar siswa menemukan tema, dan 3) efisiensi. Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas berikut ini akan diurakan ketiga prinsip tersebut, berikut ini.
1. Bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan; Pembelajaran yang dilakukan perlu dikemas dalam suatu format keterkaitan, maksudnya pembahasan suatu topik dikaitkan dengan kondisi yang dihadapi siswa atau ketika siswa menemukan masalah dan memecahkan masalah yang nyata dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan topik yang dibahas.
2. Menentukan Tema Riil; Bentuk belajar harus dirancang agar siswa bekerja secara sungguh-sungguh untuk menemukan tema pembelajaran yang riil sekaligus mengaplikasikannya. Dalam melakukan pembelajaran tematik siswa didorong untuk mampu menemukan tema-tema yang benar-benar sesuai dengan kondisi siswa, bahkan dialami siswa.
3. Efisiensi; Pembelajaran tematik memiliki nilai efisiensi antara lain dalam segi waktu, beban materi, metode, penggunaan sumber belajar yang otentik sehingga dapat mencapai ketuntasan kompetensi secara tepat.
Ciri-ciri Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut :
1. Berpusat pada siswa; Proses pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas dan harus mampu memperkaya pengalaman belajar. Pengalaman belajar tersebut dituangkan dalam kegiatan belajar yang menggali dan mengembangkan fenomena alam di sekitar siswa.
2. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa; Agar pembelajaran lebih bermakna maka siswa perlu belajar secara langsung dan mengalami sendiri. Atas dasar ini maka guru perlu menciptakan kondisi yang kondusif dan memfasilitasi tumbuhnya pengalaman yang bermakna.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas; Mengingat tema dikaji dari berbagai mata pelajaran dan saling keterkaitan maka batas mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
5. Bersifat fleksibel; Pelaksanaan pembelajaran tematik tidak terjadwal secara ketat antar mata pelajaran.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut karakteristik pembelajaran terpadu/tematik dapat diringkas sebagai berikut: 1) pembelajaran berpusat pada anak, 2) menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan, 3) belajar melalui pengalaman langsung, 4) lebih memperhatikan proses daripada hasil semata, 5) sarat dengan muatan keterkaitan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran tematik
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran tematik, yaitu:
1. Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan utuh.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu mempertimbangkan alokasi waktu untuk setiap topik, banyak sedikitnya bahan yang tersedia di lingkungan.
3. Pilihlah tema yang terdekat dengan siswa.
4. Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai dari pada tema.
Keuntungan dan kekurangan Pembelajaran Tematik
B. Pembelajaran konseptual
Penerapan pembelajaran kontekstual dalam kelas didasarkan pada komponen-komponen utama dalam pembelajaran kontekstual. Nurhadi (2004: 31) menyatakan tujuh komponen utama dalam pembelajaran kontekstual, yaitu: konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya. Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jika menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam pembelajarannya.
Penerapan komponen konstruktivisme dapat dilakukan dengan mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna jika bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan menkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya. Hal ini mendorong guru untuk mengajar dengan cara konstriktivistik. Brooks dalam Nurhadi (2004: 40) menyatakan bahwa cirri-ciri guru yang telah mengajar secara konstruktivistik sebagai berikut.
· Guru adalah salah satu dari berbagai macam sumber belajar, bukan satu-satunya sumber belajar.
· Guru membawa siswa masuk kedalam pengalaman-pengalaman yang menentang konsepsi pengetahuan yang sudah ada dalam diri mereka.
· Guru membiarkan mereka berpikir setelah mereka disuguhi berbagai beragam pertanyaan dari guru.
· Guru menggunakan teknik bertanya untuk memancing siswa berdiskusi satu sama lain.
· Guru menggunakan istilah-istilah kognitif seperti: klasifikasikan, analisislah, dan ciptakanlah ketika merancang tugas-tugas.
· Guru membiarkan siswa bekerja secara otonom dan berinisiatif sendiri.
· Guru menggunakan data mentah dan sumber primer bersama-sama dengan bahan-bahan pelajaran yang dimanipulasi.
· Guru tidak memisahkan antara tahap pengetahuan dari proses menemukan.
· Guru mengusahakan siswa dapat mengkomunikasikan pemahaman mereka karena dengan begitu mereka benar-banar sudah belajar.
Penerapan komponen menemukan menjadi inti dari kegiatan pembelajaran yang berbasis kontekstual. Melalui proses menemukan sendiri, siswa tidak hanya menghafal konsep-konsep IPA tetapi mereka menemukan sendiri konsep tersebut, sehingga pembelajaran kontekstual akan memberikan kebermaknaan belajar pada siswa. Nurhadi (2004: 43) menyatakan bahwa kegiatan menemukan sebenarnya adalah sebuah siklus. Siklus ini terdiri dari beberapa langkah, yaitu: (1) merumuskan masalah, (2) mengumpulkam data melalui observasi, (3) menganalisis dan menyajikan data dalam tulisan, gambar, laporan bagan, tebel dan karya lainnya, dan (4) mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, atau audiens yang lain.
Penerapan komponen bertanya didalam kelas perlu dilakukan. Komponen bertanya merupakan salah satu strategi dalam pembelajaran kontekstual. Bertanya merupakan suatu strategi yang dapat digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi gagasan-gagasan. Pertanyaan tersebut merangsang siswa untuk berfikir, berdiskusi, dan berspekulatif. Bagi guru, pertanyaan dapat digunakan guru untuk merangsang siswa berfikir, mengevaluasi belajar, memulai pengajaran, memperjelas gagasan dan meyakinkan apa yang diketahui siswa. Belajar dalam pembelajaran kontekstual dipandang sebagai upaya guru yang bisa mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi, serta mengetahui perkembangan kemampuan berpikir siswa. Dapat disimpulkan bahwa, bertanya adalah induk dari strategi pembelajaran konseptual dan aspek penting dalam pembelajaran.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran yang berkaitan dengan komponen bertanya antara lain: (1) penggalian informasi lebih efektif apabila dilakukan melalui bertanya, (2) konfirmasi terhadap apa yang sudah diketahui lebih efektif melalui tanya jawab, (3) dalam rangka penambahan atau pemantapan pemahaman lebih efektif dilakukan lewat diskusi baik kelompok maupun kelas, dan (4) bertanya bagi siswa bisa mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Kegiatan bertanya dalam pembelajaran yang produktif berguna sebagai berikut: (1) menggali informasi, (2) mengecek pemahaman siswa, (3) membangkitkan respons siswa, (4) mengetahui kadar keingintahuan siswa, (5) mengetahui hal-hal yang diketahui siswa, (6) memfokuskan perhatian siswa agar sesuai yang dikehendaki guru, (7) membangkitkan lebih banyak pertanyaan bagi diri siswa, dan (8) menyegarkan pengetahuan siswa.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran yang berkaitan dengan komponen bertanya antara lain: (1) penggalian informasi lebih efektif apabila dilakukan melalui bertanya, (2) konfirmasi terhadap apa yang sudah diketahui lebih efektif melalui tanya jawab, (3) dalam rangka penambahan atau pemantapan pemahaman lebih efektif dilakukan lewat diskusi baik kelompok maupun kelas, dan (4) bertanya bagi siswa bisa mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Kegiatan bertanya dalam pembelajaran yang produktif berguna sebagai berikut: (1) menggali informasi, (2) mengecek pemahaman siswa, (3) membangkitkan respons siswa, (4) mengetahui kadar keingintahuan siswa, (5) mengetahui hal-hal yang diketahui siswa, (6) memfokuskan perhatian siswa agar sesuai yang dikehendaki guru, (7) membangkitkan lebih banyak pertanyaan bagi diri siswa, dan (8) menyegarkan pengetahuan siswa.
Penerapan komponen masyarakat belajar dapat dilaksanakan dengan menciptakan kegiatan pembelajaran berkelompok. Pembelajaran kontekstual membimbing siswa belajar secara berkelompok yang di dalamnya terjadi proses berbicara dan berbagi pengalaman dengan orang lain. Siswa dapat bekerja sama dengan orang lain untuk menciptakan pembelajaran yang lebih baik dibandingkan dengan belajar sendiri. Hasil belajar dari penerapan komponen ini adalah dapat diperoleh pertukaran pendapat antar teman, kelompok, dan antara yang tahu atau mengerti kepada yang tidak tahu atau mengerti. Karena itu, pembelajaran yang dikemas dalam berdiskusi kelompok yang anggotannya heterogen dengan jumlah yang bervariasi sangat mendukung komponen masyarakat belajar atau learning community.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada dasarnya, dapat disimpulkan bahwa karakteristik perkembangan peserta didik pada usia sekolah dasar adalah sebagai berikut:
Karakteristik pertama anak SD adalah senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Karakteristik yang ketiga dari anak usia SD adalah anak senang bekerja dalam kelompok. Guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik yang keempat anak SD adalah senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.
Dan system pengajaran yang tepat di terapkan di sekolah dasar diantaranya adalah pembelajaran tematik dan pembelajaran konseptual.
Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan. Pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema.
Penerapan pembelajaran kontekstual dalam kelas didasarkan pada komponen-komponen utama dalam pembelajaran kontekstual. Nurhadi (2004: 31) menyatakan tujuh komponen utama dalam pembelajaran kontekstual, yaitu: konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Karwono. 2010. Belajar dan pembelajaran serta pemanfaatan sumber belajar. Jakarta: cerdas jaya